Transaksi keuangan di era digital ini tentu semakin beragam dan memerlukan sebuah ‘pihak’ yang bisa menjadi jembatan untuk memastikan keamanan transaksi tersebut. Salah satu lembaga yang bertindak sebagai ‘penengah’ tersebut adalah lembaga kliring. 

Lembaga kliring adalah sebuah lembaga yang bertindak sebagai ‘mediator’ untuk memastikan keamanan dan kelancaran transaksi di berbagai pasar keuangan seperti saham, futures, dan aset kripto. Dalam artikel ini kita akan membahas lebih dalam mengenai bagaimana cara kerja lembaga kliring. 

Sumber: Medium.com

Lembaga kliring melibatkan berbagai proses yang dilakukan bergantung kepada jenis transaksi. Berikut cara kerja lembaga kliring secara umum: 

1. Melakukan Konfirmasi Transaksi

Setelah transaksi dilakukan di pasar keuangan, seperti bursa saham atau pasar derivatif, lembaga kliring akan menerima detail transaksi yang mencakup informasi tentang aset yang diperdagangkan, harga, serta identitas pembeli dan penjual.

2. Penilaian Risiko

Lembaga kliring memiliki kewenangan untuk menilai risiko terkait dengan transaksi yang dilakukan dalam pasar derivatif. 

3. Penyediaan Jaminan

Lembaga kliring dapat mengecek dan memastikan kedua belah pihak yang bertransaksi memiliki dana atau aset yang cukup sebagai jaminan untuk melaksanakan transaksi. Jaminan ini dipegang oleh lembaga kliring hingga transaksi selesai.

4. Penyelesaian Transaksi

Lembaga kliring dapat memfasilitasi pertukaran dana dan aset antara pembeli dan penjual. Ini memastikan bahwa penjual menerima pembayaran dan pembeli menerima aset atau sekuritas yang mereka beli.

5. Penanganan Ketidaksesuaian

Jika terjadi ketidaksesuaian, lembaga kliring akan bertindak sebagai mediator untuk menyelesaikan masalah antara pembeli dan penjual.

6. Rekonsiliasi dan Laporan

Setelah transaksi selesai, lembaga kliring akan melakukan rekonsiliasi untuk memastikan semua dana dan aset telah dipertukarkan telah sesuai, kemudian kliring juga menyediakan laporan kepada pihak terkait mengenai detail transaksi yang telah dilakukan.

Dengan proses tersebut, lembaga kliring memiliki peran krusial dalam meningkatkan keamanan, efisiensi, dan transparansi dalam pasar keuangan, yang dapat mengurangi risiko counterparty (risiko pihak lawan gagal memenuhi kewajiban), dan membantu dalam pemeliharaan kestabilan sistem keuangan secara keseluruhan.

Lembaga Kliring Dalam Industri Kripto

Sumber: Medium.com

Dalam transaksi kripto lembaga kliring memiliki empat peran, antara lain:

  1. Menetapkan dan mengelola persyaratan akun broker
  2. Menyetujui penyelesaian perdagangan dari bursa dan broker
  3. Memastikan transfer aset berupa mata uang fiat antara bursa dan broker
  4. Mengumpulkan likuiditas dari bursa dan user.   

Selain lembaga kliring, terdapat pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi, di antaranya:

Decentralized Exchange (DEX) & Centralized Exchange (CEX)

Bursa Terpusat (CEX) dan Bursa Terdesentralisasi (DEX) adalah platform yang memiliki layanan broker/bursa yang memiliki hak atas aset pengguna, dan bertindak sebagai entitas kliring untuk perdagangan yang dilaksanakan di platform mereka. Namun beberapa bursa berkolaborasi dengan lembaga  yang lain untuk menyediakan token dan likuiditas tambahan. 

Market Maker

Market Maker atau Pembuat Pasar adalah penyedia likuiditas ke Broker melalui penguncian aset. Market Maker diberi imbalan dengan menerima bagian dari biaya perdagangan yang dihasilkan oleh broker berdasarkan ukuran aset yang mereka transaksikan. Dalam kripto, pemegang token dapat menjadi pembuat pasar dan pembuat pasar biasanya adalah individu dan entitas yang tidak diatur.

Kustodian

Kustodian adalah lembaga yang bertindak menyimpan aset pelanggan berbentuk aset kripto. Berbeda dengan lembaga kliring yang menyimpan aset dalam bentuk mata uang fiat. Kustodian juga dapat mencakup Know Your Customer (KYC) dan pelaporan. 

Kesimpulan

Melihat dari sudut pandang regulasi, lembaga kliring memungkinkan pelaku pasar yang terlibat dapat diatur dengan baik sehingga meningkatkan kredibilitas pasar dan nilai ekosistem secara signifikan. Selain itu, yang paling utama adalah melakukan proteksi menyeluruh bagi pengguna atau investor. Seperti kita tahu industri kripto yang relatif baru tentu memiliki banyak tantangan, untuk itu kehadiran lembaga kliring yang teregulasi dapat menjadi salah satu solusi. 

Referensi: